Rusia Siap Terjunkan Rudal Nuklir, Tanggapi Rencana Pemasangan Rudal AS di Jerman

Bagikan

Moskow – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, mengungkapkan kesiapan Rusia untuk menerjunkan rudal nuklir sebagai tanggapan atas rencana Amerika Serikat (AS) memasang rudal jarak jauh di Jerman. Ryabkov menegaskan bahwa penerjunan rudal jarak jauh AS di Jerman memberikan hak kepada Rusia untuk melakukan tindakan pembalasan.

Rencana AS untuk memasang rudal jarak jauh di Jerman dijadwalkan pada tahun 2026, sebagaimana dikonfirmasi dalam pernyataan bersama pemerintah kedua negara pada 10 Juli lalu.

Dalam pernyataannya, Ryabkov menekankan bahwa Rusia tidak memiliki niat untuk meningkatkan eskalasi lebih lanjut. Namun, Moskow merasa perlu bereaksi terhadap kebijakan militer Barat yang dinilai semakin agresif.

“Sayangnya, saat ini, Barat bergerak ke arah eskalasi, mencari dalih tidak masuk akal untuk menuduh kami ikut campur dalam keamanan mereka,” kata Ryabkov, dikutip dari TASS, Kamis (18/7/2024). “Ini tidak bisa diterima, tetapi ini tidak akan menghentikan kami dari memastikan keamanan di sepanjang perbatasan Rusia, tentu termasuk area operasi militer khusus (invasi ke Ukraina).”

Rudal yang akan dipasang AS disebut memiliki jangkauan yang jauh lebih luas dibandingkan rudal darat yang ada di Eropa saat ini. Namun, Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menyebut lokasi penerjunan rudal pada 2026 mendatang belum ditentukan.

Pistorius menambahkan bahwa penerjunan rudal jarak jauh ini menunjukkan kesiapan Jerman dan NATO untuk mempertahankan diri, sehingga mengurangi risiko serangan dari negara lain.

“AS saat ini sedang melakukan persiapan penerjunan senjata-senjata ini di Jerman. Namun, saya ingin menegaskan: ini adalah senjata konvensional,” kata Pistorius dalam wawancara bersama Tageblatt.

Rencana penerjunan rudal jarak jauh ini menambah ketegangan antara Rusia dan Barat, yang sudah memanas sejak invasi Rusia ke Ukraina. Kesiapan Rusia untuk menanggapi dengan rudal nuklir menunjukkan betapa seriusnya Moskow dalam menjaga keamanan nasionalnya di tengah eskalasi militer di Eropa.

Artikel terkait
Terkini
Follow us