Inggris menyatakan kesiapan militernya untuk menghadapi potensi agresi Rusia di Eropa Timur. Wakil Kepala Staf Pertahanan Inggris, Letnan Jenderal Rob Magowan, menegaskan bahwa pasukan Inggris siap bertempur jika Rusia melakukan invasi ke wilayah Eropa Timur.
“Jika Angkatan Darat Inggris diminta bertempur malam ini, mereka akan bertempur malam ini,” ujar Magowan saat berbicara di hadapan Komite Pertahanan Majelis Rendah Parlemen Inggris, Kamis (21/11/2024) waktu setempat. “Kita tidak boleh berilusi; jika Rusia menyerang Eropa Timur malam ini, kita akan menghadapi mereka dalam pertempuran itu.”
Pernyataan Magowan muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran di negara-negara anggota NATO di Eropa Timur, seperti Latvia dan Estonia, yang waspada terhadap ancaman meluasnya konflik Ukraina. Finlandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia, juga baru-baru ini memperingatkan dugaan sabotase terhadap infrastruktur pentingnya.
Sesuai aturan NATO, serangan terhadap satu anggota aliansi dianggap sebagai serangan terhadap seluruh anggota. Namun, meskipun pernyataan Magowan terdengar tegas, kekhawatiran tetap muncul terkait kapasitas militer Inggris, terutama di tengah laporan bahwa kekuatan Angkatan Darat Inggris saat ini adalah yang terkecil sejak abad ke-18.
Bulan lalu, Menteri Pertahanan Inggris John Healey menyebut bahwa kondisi militer Inggris lebih lemah dari yang diperkirakan. Sebagai bagian dari penghematan anggaran, pemerintah Inggris memutuskan untuk menghentikan pengadaan lima kapal perang, belasan helikopter militer, serta pesawat drone. Hal ini dilakukan bersamaan dengan proses Tinjauan Pertahanan Strategis yang tengah berlangsung.
Meski begitu, Inggris terus memperkuat kehadiran dan kemampuannya di kawasan. Salah satunya adalah uji coba sistem artileri Archer Mobile Howitzer selama latihan NATO di Finlandia. Sistem ini dirancang untuk memberikan daya tembak besar dengan penyebaran yang cepat, menjadi salah satu bentuk kesiapan Inggris menghadapi kemungkinan eskalasi konflik.
Magowan juga menyoroti pentingnya memperkuat daya tempur militer Inggris. Ia mengakui bahwa meskipun angkatan bersenjata Inggris memiliki kekuatan operasional tertentu, berbagai risiko tetap mengancam kesiapan mereka.
“Yang kita butuhkan adalah lebih banyak kekuatan yang mematikan,” tegasnya, mengindikasikan perlunya pembenahan dan penguatan kapasitas militer untuk menghadapi tantangan masa depan.
Di tengah tekanan geopolitik yang meningkat, pernyataan Magowan menjadi sinyal jelas bahwa Inggris, meskipun menghadapi kendala internal, tetap berkomitmen mendukung keamanan kolektif NATO dan menjaga stabilitas di Eropa Timur.