Taiwan harus membayar Amerika Serikat untuk pertahanannya karena tidak memberikan kontribusi apapun, kata calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump. Pernyataan Trump tersebut mengakibatkan saham produsen chip Taiwan, TSMC, anjlok pada Rabu.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Businessweek pada 25 Juni yang diterbitkan Selasa, Trump menyatakan, “Saya mengenal orang-orangnya dengan sangat baik, sangat menghormati mereka. Mereka memang mengambil sekitar 100 persen bisnis chip kami. Saya pikir, Taiwan harus membayar kami untuk pertahanan. Anda tahu, kami tidak ada bedanya dengan perusahaan asuransi. Taiwan tidak memberi kami apa pun.”
Amerika Serikat merupakan pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting bagi Taiwan, meski tidak ada perjanjian pertahanan formal antara kedua negara. Namun, AS terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri.
Presiden AS Joe Biden telah membuat marah pemerintah Cina dengan komentar yang tampaknya menunjukkan bahwa AS akan membela Taiwan jika diserang, sebuah penyimpangan dari posisi “ambiguitas strategis” yang telah lama dipegang oleh AS. Washington dan Taipei tidak memiliki hubungan diplomatik atau militer resmi sejak 1979, ketika AS mengalihkan pengakuannya kepada Beijing.
Tidak ada reaksi langsung dari pemerintah Taiwan maupun TSMC yang saat ini berada dalam masa tenang menjelang laporan pendapatan kuartal kedua pada Kamis.
Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co Ltd (TSMC), pembuat chip kontrak terbesar di dunia dan pemasok utama Apple dan Nvidia, turun lebih dari 2 persen pada Rabu pagi. Anjloknya saham TSMC ini menunjukkan dampak signifikan dari pernyataan kontroversial Trump terhadap pasar keuangan.