Biodiversitas Indonesia sebagai Aset Ekonomi dan Warisan Alam

I. Aeni Muharromah

I. Aeni Muharromah

Humas BRIN

Sudahkah Anda pernah melihat program dokumenter tentang kehidupan flora dan fauna di sekitar tempat kita tinggal, baik di televisi maupun di video? Atau mungkin Anda pernah menyaksikan langsung keajaiban alam yang menunjukkan kekayaan keanekaragaman hayati? Keanekaragaman tersebut begitu luas dan menakjubkan.

Daratan menyediakan beragam jenis tumbuhan dan makhluk hidup, sementara lautan menawarkan plankton, aneka terumbu karang, berbagai fauna laut, hingga ikan paus biru yang raksasa—semuanya mencerminkan kekayaan ragam dan lingkungan yang tak terhitung.

Tahukah Anda bahwa Indonesia dikenal sebagai negara megabiodiversitas kedua terbesar di dunia setelah Brasil? Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.

Dengan letak geografis yang berada di bawah garis khatulistiwa, Indonesia memiliki iklim tropis yang mendukung terbentuknya bentang alam, terutama hutan tropis yang kaya akan berbagai jenis flora dan fauna. Kekayaan biodiversitas ini bahkan jauh melebihi banyak negara lain.

Tidak hanya itu, puluhan ribu pulau di Indonesia turut menambah kekayaan biodiversitas kita. Kondisi kepulauan ini berbeda dengan negara-negara tropis lain yang umumnya terletak di satu daratan besar. Pulau-pulau yang terpisah menciptakan ciri khas biodiversitas di setiap wilayahnya, baik flora maupun fauna.

Hal ini terlihat dari “maskot” atau identitas setiap provinsi yang dipilih berdasarkan flora dan fauna khasnya. Sebagai contoh, Provinsi Bengkulu memiliki bunga Rafflesia arnoldii dan beruang madu sebagai maskot, Jakarta dengan salak condet dan elang bondol, serta Papua dengan buah merah dan cenderawasih. Selain maskot, masih banyak flora dan fauna endemik di setiap daerah yang kadang dijadikan simbol untuk kabupaten-kabupaten.

Biodiversitas, atau keanekaragaman hayati, sangat penting bagi kehidupan manusia dan planet kita. Biodiversitas di Indonesia memiliki peran penting, antara lain: menjaga keseimbangan ekosistem, menciptakan ekosistem yang stabil di mana setiap spesies berperan dalam keseimbangan lingkungan, serta menyediakan sumber daya alam seperti makanan, bahan baku, obat-obatan, dan lainnya.

Contoh keanekaragaman hayati di Indonesia meliputi ekosistem padang rumput sabana, ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan hujan tropis, serta ekosistem laut dan terumbu karang.

Selain itu, keanekaragaman genetik dalam populasi tumbuhan dan hewan memberikan ketahanan terhadap tekanan lingkungan dan perubahan. Biodiversitas yang terjaga dan terus dilestarikan akan mendatangkan banyak manfaat, termasuk nilai ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.

Hal ini sejalan dengan kebijakan internasional yang menetapkan 30% wilayah bumi sebagai area perlindungan biodiversitas.

Tentu saja, upaya melestarikan dan menjaga biodiversitas adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya tugas pemerintah, kita semua, sebagai bagian dari ekosistem alam, memiliki peran penting dalam menjamin keberlangsungan biodiversitas ini.

Potensi Ekonomi

Biodiversitas atau keanekaragaman hayati memiliki peran penting, seperti menyediakan bahan pangan, sumber energi, air bersih, lingkungan yang berkualitas, ketenangan spiritual, serta menjaga kelestarian budaya, kesehatan mental, dan kesehatan fisik kita sebagai manusia. Keanekaragaman hayati Indonesia juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan.

Misalnya, biota laut Indonesia memiliki nilai ekonomi sebesar Rp1.772 triliun (BKSDN, 2019). Selain itu, mikroba yang disimpan di Pusat Penyimpanan Mikroba di Cibinong Science Center BRIN memiliki potensi sebagai bahan baku obat, penstabil obat, bahan makanan, dan kosmetik.

Studi mengenai nilai ekonomi keanekaragaman hayati pernah dilakukan oleh Conservation International (CI) Indonesia. Dalam studi yang fokus pada hiu di Raja Ampat, CI menaksir nilai ekonomi hiu jika dibiarkan hidup mencapai Rp1,6 miliar. Nilai ini dihitung berdasarkan peran ekologis hiu sebagai predator dan potensinya dalam menarik wisatawan.

Ekspor mutiara Indonesia juga sangat diminati dunia. Dengan garis pantai terpanjang di dunia dan kekayaan laut yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya kerang penghasil mutiara. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian negara, tetapi juga melestarikan keanekaragaman hayati laut.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo, nilai perdagangan mutiara Indonesia menempati urutan kesembilan dunia dengan nilai ekspor sebesar US$29,4 juta atau 2,07% dari total nilai ekspor mutiara global yang mencapai US$1,4 miliar. Indonesia juga merupakan produsen South Sea Pearl atau mutiara laut selatan terbesar di dunia, memasok 43% kebutuhan dunia.

Masih banyak potensi ekonomi lain dari keanekaragaman hayati, seperti pariwisata alam, produk hutan, dan tanaman obat yang menjadi sumber daya genetik bagi pangan dan obat-obatan tradisional.

Sebagian orang menyebut keanekaragaman hayati sebagai “perpustakaan kehidupan” yang mencakup semua makhluk hidup, mulai dari organisme bersel tunggal hingga pepohonan rimbun, hewan besar penghuni lautan, dan manusia. Semua spesies di bumi memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan alam. Biodiversitas Indonesia adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Dengan pemanfaatan yang bijaksana, biodiversitas dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat Indonesia dan generasi mendatang.

Arif dalam Pemanfaatan

Meskipun memiliki potensi ekonomi yang besar, pemanfaatan biodiversitas Indonesia harus dilakukan secara bijaksana dan berkelanjutan. Tantangan yang dihadapi antara lain adalah penebangan hutan liar, penangkapan ikan berlebihan, dan perburuan liar yang mengancam kelestarian biodiversitas.

Manajemen pemanfaatan hutan yang baik dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Sebaliknya, kerusakan habitat seperti hutan, laut, mangrove, dan savana telah terbukti mengganggu ekosistem dan berkontribusi pada peningkatan suhu global (pemanasan global), yang memicu perubahan iklim. Perubahan ini mengakibatkan pergeseran distribusi spesies dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Biodiversitas Indonesia adalah aset berharga yang harus dijaga dan dikelola dengan baik. Dengan pemanfaatan yang bijaksana, biodiversitas dapat memberikan manfaat ekonomi besar bagi masyarakat Indonesia dan generasi mendatang.

Melakukan konservasi adalah suatu keharusan. Indonesia sendiri telah mencatat pencapaian dalam berbagai target konservasi. Wakil Menteri LHK Alue Dohong dalam pidatonya di Montreal menyampaikan bahwa hingga tahun 2020, lebih dari 54% kawasan hutan telah menjadi kawasan lindung. Di perairan, Indonesia mengklaim bahwa 8,7% kawasan laut yang penting sudah dilindungi.

Dengan luas kawasan hutan sekitar 125 juta hektar, maka 54% dari luas tersebut adalah 67,5 juta hektar. Angka ini terdiri dari kawasan konservasi seluas 21,9 juta hektar, hutan lindung seluas 29,6 juta hektar, dan kawasan lindung berdasarkan RTRW seluas 15,5 juta hektar.

Peran serta masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah melindungi keanekaragaman hayati sangatlah penting dan perlu terus ditingkatkan.

Top Five
Pilihan