Jakarta – Kurs rupiah tercatat melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan terakhir bulan Januari 2024. Rabu (31/1), kurs rupiah spot melemah 0,02% menjadi Rp 15.783 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp 15.780 per dolar AS.
Dalam sepanjang bulan Januari 2024, kurs rupiah spot mengalami pelemahan sebesar 2,49% dari posisi Rp 15.399 per dolar AS pada akhir Desember 2023. Pelemahan ini merupakan yang terdalam sejak Oktober 2023.
Kekhawatiran menjelang pemilihan umum di Indonesia bulan depan serta antisipasi terhadap kebijakan moneter Federal Reserve AS menjadi faktor pendorong pelemahan mata uang rupiah. Philip Wee, senior currency strategist DBS, mengatakan bahwa Federal Reserve memiliki berbagai alasan untuk tidak memicu tekanan pemangkasan suku bunga pada bulan Maret.
Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi di pasar domestik sebagai respons terhadap tekanan pada mata uang rupiah. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas rupiah dan inflasi. BI juga memperhatikan kemungkinan penurunan suku bunga di semester kedua tahun ini.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, kecuali peso Filipina dan rupee India yang menguat masing-masing sebesar 0,21% dan 0,08%. Pelemahan rupiah sebesar 2,49% sepanjang Januari masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang, won Korea, baht Thailand, dan ringgit Malaysia.
Indeks dolar AS yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia menguat ke 103,62 dari posisi sebelumnya di 103,4%. Sepanjang Januari 2024, indeks dolar menguat sebesar 2,26%.
Meskipun terjadi pelemahan, BI dan pelaku pasar terus memantau situasi dan berupaya menjaga stabilitas mata uang rupiah dalam menghadapi berbagai tantangan eksternal dan internal.